AntiLiberalNews – Dua orang staf dari Konjen AS yakni Heather Coble, Kepala Bagian Politik dan Ekonomi bersama Joanne Cossit staf dari bagian Politik Ekonomi mendatangi Pemprov Jatim untuk menanyakan kasus syiah Sampang. Kedatangan staf konjen tersebut diterima oleh Asisten tiga Pemprov Jatim Eddy Purwinarto.
“Konjen AS sempat menanyakan masalah penanganan pengungsi Syiah di Sidoarjo, semua sudah kita jelaskan agar tidak ada persepsi yang salah,” kata Eddy Purwinarto seperti dilansir dari Metrotvnews.com di Surabaya (27/11).
Eddy menegaskan bahwa ada pihak yang membisikkan informasi yang salah pada Konsulat Jenderal AS sehingga mereka beranggapan bahwa pengungsi syiah dikerangkeng di asrama haji.
“Mereka menanyakan kenapa harus dikerangkeng di asrama haji. Jadi, ada pandangan bahwa mereka dimasukkan isolasi, padahal itu salah,” kata Eddy.
Baca
artikel selengkapnya di MAKSUD MUT’AH tafhadol
Dari pertanyaan itu, Pemprov Jatim kemudian menjelaskan kenapa mereka harus diinapkan di asrama haji lebih dulu, sebab Kementerian Agama Jatim memiliki fasilitas yang layak di lokasi tersebut.
Di lokasi itu mereka tidak diisolasi melainkan diberi kesempatan untuk saling berunding antara kelompok Syiah dan Muslim agar tidak ada intervensi dari pihak luar.
Sejak awal, kata Eddy, Pemprov Jatim hanya memberi fasilitas agar mereka menyelesaikan masalah sendiri dengan pendekatan lokal. “Dengan berunding di lokasi itu mereka bisa leluasa tanpa intervensi dari pihak luar,” ujarnya.
Jadi, tegasnya, sama sekali tidak ada keinginan Pemprov mengisolasi mereka, tapi justru memberi ruang gerak yang cukup untuk menyelesaikan masalahnya mereka sendiri.
Dari penjelasan itu, utusan Konjen AS bisa menerima dan mereka tidak mempersoalkan kembali. “Mereka bisa menerima penjelasan yang kita sampaikan dan sangat memahami,” katanya.
Eddy enggan menjelaskan kenapa pihak Konjen AS meminta penjelasan terkait konflik Syiah. Eddy menduga karena gencarnya pemberitaan soal Syiah sehingga mereka meminta penjelasan.
Red: Randy
Post A Comment:
0 comments: