PENINDASAN terhadap kelompok Ahlussunah di Iran membuat mereka terus menyuarakan keadilan. Menurut Imam Ahlussunah di Iran, Mohammad Hussein Gorgi, diskriminasi anti – Sunni di Iran telah meluas ke jajaran pemerintahan yang didominasi oleh Syiah .
“Sampai saat ini , di kementerian dan kedutaan pemerintah Republik Iran , tidak ada orang Sunni yang dipekerjakan bekerja , dan mereka tidak mengambil posisi penting seperti gubernur atau administrator,” kata Mohammad Hussein Gorgi yang berasal dari Azadshahr di Iran utara, Ahad (9/3) seperti dikutip Aljazeera.
“Ini bukan berarti di antara Ahlussunah tidak ada yang kompeten, berprinsip atau pandai. Sebaliknya, hal itu menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap mereka,” tambah Mohammad.
Dia berharap pemerintah Iran benar-benar mememuhi janjinya untuk mengakhiri diskriminasi terhadap Ahlussunah yang selama ini telah diperlakukan sebagai warga negara kelas dua di Iran.
Bagi Mohammad, kebebasan telah menjadi fatamorgana bagi kelompok Ahlussunah di Iran.
“Setelah revolusi Iran, Sunni tidak diperbolehkan untuk menyiarkan dan mengekspresikan pendapat mereka … bahkan dalam satu program TV atau pusat media di sebuah provinsi,” ucapnya membacakan surat terbuka Ahlussunah Iran untuk Khamenei.
“Sebaliknya, media nasional (Iran) telah bebas untuk menodai … dan menyinggung umat Islam Sunni,” tambahnya.
Baru-baru Republik Iran melakukan tindakan keras terhadap kelompok Sunni pasca konflik antara Ahlussunah denan kelompok Syiah.
Beberapa bulan yang lalu, 16 orang pengikut Sunni dieksekusi oleh pemerintah Iran atas tuduhan melakukan terorisme. Ulama Sunni menyerukan agar kelompok Sunni memahami batasan-batasannya.
“Setiap orang harus mampu bertindak dalam batasan agamanya , ” desak Ulama Sunni Ismaeelzahi.
“Itu saja. Ini wajar dan tidak berlebihan . Kami ingin ini didefinisikan dalam kerangka konstitusi,” ujarnya.
Selama ini, Iran menyuarakan persatuan Syiah dan Sunni ke negara-negara mayoritas Ahlussunah, namun di negaranya Ahlussunah banyak mengalami penindasan. [pz/Islampos]
Post A Comment:
0 comments: