DEWAN Kemakmuran Masjid Nurul Irfan UNJ  kerjasama dengan Komunitas studi pemikiran Islam (Kupas) UNJ menyelenggarakan Bedah Buku MUI berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” Sabtu, (12/4/2014) di Masjid Nurul Irfan UNJ.
Hadir sebagai pembicara, Fahmi Salim, Lc., M.A (wakil sekretaris komisi Litbang MUI pusat sekaligus sebagai tim penulis buku MUI) dan Muhammad Amin Djamaludin (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) yang dimoderatori oleh Andi Ryansyah (Penggagas Kupas)
Dalam paparannya, M. Amin Djamaludin secara tegas mengatakan bahwa syiah bukan Islam karena rukun Islam dan rukun imannya berbeda dengan Islam. Menurut Amin, dalam rukun Islam syiah tidak ada syahadat. Rukun Islam syiah itu shalat, zakat, puasa, haji, dan Al-Wilayah (meyakini kepemimpinan 12 imam syiah). Kemudian rukun iman syiah itu percaya kepada ke Esa an Allah, keadilan, kenabian, imam, dan hari kiamat.
“Bahkan dalam buku berjudul ’40 Masalah Syiah’ yang ditulis oleh Emilia Renita, istri dari Kang Jalal, dijelaskan bahwa rukun Islam syiah ada 10 yaitu shalat, puasa, zakat, khums, haji, jihad, amar ma’ruf dan nahi munkar, tawalla (membenci apa yang dibenci Rasul SAW dan ahlul baitnya), tabarra (mencintai apa yang dicintai Rasul SAW dan ahlul baitnya), dan amal saleh,” tambahnya.
Fahmi Salim juga mengatakan bahwa syiah adalah agama tersendiri. “Mudahnya, syiah itu agama yang mengkafirkan sahabat dan menganggap Al-Qur’an yang sekarang ini sudah tidak asli lagi,” paparnya.

Baca artikel  selengkapnya di MAKSUD MUT’AH tafhadol
Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia ini menjelaskan bahwa syiah dan Islam berbeda spesies. “Tidak mungkin keturunan spesies A sama dengan keturunan spesies B. Pokok-pokok aqidah syiah yang berbeda dengan Islam menyebabkan tata acara ibadah syiah tidak ada satu pun yang sama dengan Islam. Meskipun syiah dan Islam sama-sama shalat, puasa, zakat, dan haji, tapi pasti berbeda tata caranya,”ujarnya.
Peneliti Institute for The Study of Islamic Thought & Civilization (INSISTS) ini mengungkap bahwa para fuqaha (ahli fiqih) syiah menyatakan bahwa segala apapun yang menentang mazhab ahlussunnah, maka itulah mazhab syiah.
“Jadi ibadah syiah tidak boleh sama dengan ahlussunnah. Kalau ahlussunnah melarang dan mengharamkan kawin mut’ah, maka syiah mengharuskan dan menganjurkan kawin mut’ah. Kalau ahlussunnah membaca Amin setelah imam membaca surat Al-Fatihah, maka syiah melarang pengikutnya membaca amin karena dapat membatalkan shalat. Kalau ahlussunnah mengatakan shalat dhuha itu sunnah, maka syiah mengharamkan shalat dhuha. Kalau ahlussunnah mengatakan shalat tarawih berjamaah di masjid itu sunnah, maka syiah mengatakan itu bid’ah,” jelasnya.
“Pokoknya semua yang menentang ibadah ahlussunnah, maka itu yang digunakan syiah sebagai standar ibadahnya. Karena sekali lagi, pokok aqidah syiah dan Islam sudah berbeda,” demikian Fahmi. [andi/islampos]
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

1 comments:

  1. Silahkan yang belum tahu tentang syiah atau anti syiah, saya sarankan untuk membaca tulisan dari link dibawah ini sebagai referensi dan bentuk tabayyun pada syiah, jangan sampai anda belum tahu sedikitpun tentang syiah, tapi sudah mengatakan sesat dan kafir kepada orang yang bermazhab syiah, boleh jadi karena anda hanya ikut-ikutan atau anda hanya mendapat info sepihak tentang syiah...dan di akhirat nanti anda akan menyesalinya, dan hal itu sudah terlambat, karena pada saat itu penyesalan sudah tiada guna.
    https://simpatisansyiah.wordpress.com/
    di web ini hanya ada 1 catatan: "Tabayyun Kepada Syiah: Saya Dari Anti Syiah Menjadi Simpatisan Syiah" saja.
    Semoga bermanfaat. :)

    BalasHapus