aceh-tanpa-syiah
PERKEMBANGAN ajaran Syiah yang meresahkan banyak pihak hingga kini terus mendapatkan perhatian. Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA. menyatakan bahwa kaum Syiah di Aceh masih bertaqiyah.
“Di Aceh, orang-orang Syiah belum berani menampakkan ajarannya secara terang-terangan. Mereka masih bertaqiyah. Aktivitas mereka di ruang publik  hanya sebatas mengadakan seminar dan diskusi publik, lalu diekspose lewat media massa,” paparnya kepada Islampos, Jum’at (17/1).
Yusran juga menjelaskan bahwa Syiah di Aceh menyebarkan ajarannya justru lewat ide-ide liberalisme dan pluralisme.
“Mereka telah banyak membentuk forum diskusi dan LSM yang berkedok peduli syari’at. Padahal selama ini mereka bekerjasama dengan orang-orang liberal yang menentang syari’at Islam di Aceh,” ujar dosen IAIN Ar-Raniry Aceh ini.
Secara kronologis, kemunculan Syiah di Aceh terhitung baru. Yusran menjelaskan pergerakan mereka mulai tampak di tahun 2000 dan berkembang lebih lanjut paska tsunami Aceh tahun 2006.
“Dulu, era tahun 80an sampai 90an tidak ada seminar atau diskusi yang membela kepentingan Syiah. Namun pada tahun 2000 sudah mulai tampak walaupun sedikit. Paska tsunami tahun 2006, LSM dan forum-forum orang Syiah sudah mulai ramai, tapi mereka tidak menamakannya atas nama Syiah,” ungkap kandidat Doktor International Islamic University of Malaysia ini.
Yusran memaparkan kelompok Syiah yang bermain halus. Baru-baru ini muncul kelompok yang fokus mengkaji filsafat dan diketuai oleh seorang alumni Qom. Dan sebuah jaringan masyarakat sipil yang juga diketuai alumni Qom. [eza/Islampos]
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: