pih
MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) yang bekerjasama dengan DewanDakwah Islamiyah Indonesia (DDII) melakukan sosialisasi  terkait fatwa penyimpangan Syi’ah di Indonesia di Aula utama Pusat Informasi Haji (PIH), Ahad (2/2).
Acara ini menghadirkan pembicara dari MUI pusat, yaitu Prof.Dr. Muhammad Baharun, S.H, MH, selaku ketua komisi hukum dan perundang-undangan MUI Pusat dan Fahmi Salim, selaku anggota komisi pengkajian dan penelitian MUI Pusat. Dengan moderator dari Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Batam, Zaenal Muttaqin.
Syi’ah menurut terminologi Islam, memiliki makna yaitu mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum muslim, demikian pula anak cucunya.
Pada sosialisasi ini disampaikan mengenai ancaman yang akan ditimbulkan oleh kaum syi’ah, diantaranya ancaman aqidah. Syi’ah menganggap bahwa para Imam mereka telah terhindar dari dosa (maksum). Imam mereka lebih tinggi derajatnya dari pada para Nabi dan Malaikat. Mereka juga telah menentang ayat Al-Qur’an dan mengkafirkan para Sahabat Rasulullah.
Kemudian ancaman ideologi, yaitu ancaman tehadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Munculnya syi’ah dapat merusak persatuan negara dan menjadikan perpecahan terhadap Islam.
MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa nikah mut’ah dan dan khamar itu haram, namun bagi syi’ah kedua hal tersebut halal.
Terkait hal ini, MUI Pusat juga telah menerbitkan buku panduan mengenai aliran dan paham syi’ah pada September 2013 lalu, dengan judul buku “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia.” Buku ini juga dibagikan kepada peserta yang berjumlah 500 orang seusai sosialisasi.
Seperti yang diungkapkan Tim Penulis dalam kata pengantar, “Buku saku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman umat Islam Indonesia dalam mengenal dan mewaspadai penyimpangan Syi’ah, sebagaimana yang terjadi di Indonesia, sebagai ‘Bayan’ resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan agar umat Islam tidak terpengaruh oleh faham Syi’ah dan dapat terhindar dari bahaya yang akan mengganggu stabilitas dan
keutuhan NKRI.” (hlm. 7-8)
MUI Pusat menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai sepuluh kriteria aliran sesat. Indonesia juga harus belajar tentang fakta-fakta sejarah yang terjadi di luar negeri seperti Suriah, Iran, Irak, Lebanon. Sebab syiah mampu mengancam keutuhan NKRI dikarenakan syi’ah berada di bawah kepentingan Iran.
Perlu Pembinaan 
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepri Tengku Azar Hari Abas mengungkapkan perlunya pembinaan terhadap para pengikut aliran syi’ah agar mereka kembali ke jalan yang benar.
” Kita perlu membina warga kita yang sudah mengikuti aliran syi’ah. Sebab, syi’ah merupakan ajaran sesat dan sangat menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya, “kata Azar usai seminar bedah buku Panduan MUI pusat tentang Syi’ah dan sosialisasi fatwa MUI tentang penyimpangan syi’ah di Indonesia di aula PIH Batam Centre, Ahad (2/1) seperti dikutip Haluan Kepri.
Azar menyebutkan, pembinaan yang akan dilakukan MUI dengan cara menegur para pengikutnya dengan santun. Karena, umat Islam dalam memberikan nasehat arau pun teguran tidak pernah melakukan dengan cara kekerasan.
” Untuk aliran ini yang paling menonjol di Provinsi Kepri adalah Tanjungbalai Karimun. Untuk itu, saya mengimbau kepada masyarakat Kepri, yang sudah terlanjut masuk ke dalam aliran syi’ah, agar mau meninggalkannya dan kembali ke jalan yang benar, “ujarnya.
Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia Kota Batam Abdulrahman menambahkan, di zaman reformasi sekarang ini setiap orang bebas berbicara dan berpendapat. Oleh sebab itu, ini menjadi tugas dewan dakwah untuk merangkul semua organisasi Islam. Dengan adanya bedah buku mengenai penyimpangan Syi’ah di Indonesia diharapkan semuanya bisa menjadi jelas. Ajaran syi’ah memang benar-benar sesat.
” Contohnya, Al-Quran ada sebanyak 6660 ayat, sedang Al-Quran aliran Syi’ah  sebanyak 17 ribu ayat, jelas ini sudah banyak yang menambahkan ayat-ayatnya. Selain itu juga, kita semua menghormati para sahabat Rasulullah, sementara mereka (syi’ah) mengkafirkan itu dan selalu menjunjung keluarga Saidina Ali dan keturunannya sebagai ahli bait, “ucapnya.
Abdulrahman juga menyebutkan, aliran syi’ah jelas menyesatkan umat muslim disisi akidah yang memutar balikan ayat-ayat Al-Quran.
” Ke depannya kami antara dewan mesjid dan MUI akan selalu bersinergis untuk membangun umat. Kami akan berdiskusi, sehingga bisa terjadi kerukunan serta kedamaian, “paparnya.
Langkah-langkah yang akan dilakukannya terhadap pengikut syi’ah ini adalah dengan melakukan pembinaan. Sebab, apa pun alasannya mereka juga saudara kita yang mendapat paham yang salah dari seseorang.
” Kami akan ketemu dengan mereka dan memberikan pembinaan, karena mereka juga merupakan saudara kita, tapi ia mendapat ide-ide yang salah dari seseorang, “ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, di Indoesia sudah begitu banyak pengikut Syi’ah seperti di Bandung, Sumatera bahkan Sulawesi. Untuk itu, ia berharap, sebagai umat yang sejak awal pengikut sunni  harus kembali ke sunni, jangan membawa budaya-budaya yang bukan berakar dari Indonesia yang sifatnya menyesatkan umat lainnya. [pz/Islampos]
Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: